Serat Anak yang Penting untuk Kesehatan Sistem Pencernaannya

Untuk beberapa orang tua baru, harus bingung apakah serat harian anak cukup atau tidak. Serat penting untuk dikonsumsi bayi Anda, sehingga sistem pencernaan dapat berfungsi secara optimal. Namun sayangnya, kebutuhan serat anak-anak Indonesia belum memenuhi rekomendasi standar untuk asupan serat harian. Ibu dan bayi
Anda mungkin bertanya-tanya jenis serat apa yang bekerja di sistem pencernaan anak Anda dan apa efek negatifnya jika seratnya kurang. Lihatlah penjelasan berdasarkan studi berikut, nona.
Kurangnya asupan serat erat kaitannya dengan konstipasi pada anak.
Rekomendasi serat harian untuk anak-anak mencapai setidaknya 16 gram per hari, berdasarkan tingkat kecukupan gizi. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. dr. Badriul Hegar, Ph.D, Sp.A (K) sebagai peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), seorang konsultan gastroepathologi anak, menemukan bahwa anak-anak masih kurang mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari mereka. serat.
Dia meninjau penelitian di Jakarta dan melaporkan bahwa setidaknya 9 dari 10 anak usia 2-3 tahun di daerah Jakarta mengkonsumsi rata-rata hanya 4,7 gram serat per hari. Ini menunjukkan bahwa hanya anak-anak yang dapat memenuhi ¼ dari kebutuhan serat. Ini dapat meningkatkan risiko anak mengalami kesulitan buang air besar.
Prof. Hegar mengatakan bahwa setiap anak memiliki pola pergerakan usus atau usus yang berbeda. Diet adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tinja pada anak. Model BAB normal untuk anak-anak adalah model reguler dan tekstur lembut. Misalnya, anak-anak dapat BAB 1 atau 2 kali sehari, tetapi memiliki konsistensi yang lembut. Selama teratur, polanya normal.
Namun, seorang anak di bawah usia 4 tahun dikatakan konstipasi jika:
- buang air besar kurang dari 2 kali seminggu
- konsistensi kering dan keras
- benjolan di perut kiri
- berjuanglah seolah-olah itu menyakitkan
- kotoran tidak keluar, bahkan jika mereka sudah berada di saluran anus
“Jika dua dari lima poin, kita dapat mengatakan bahwa anak tersebut mengalami konstipasi fungsional. Kita dapat campur tangan langsung untuk mengelolanya,” kata Prof. Genial. Sembelit fungsional menggambarkan ketika seorang anak hanya mengalami perubahan sistem pencernaan, tanpa struktural, kelainan organik. atau abnormal pada hasil tes laboratorium.
Profesor Hegar juga menambahkan bahwa salah satu ciri sembelit pada anak adalah penampilan kecirit. Orang tua dapat melihat pakaian dalam anak-anak mereka, apakah selalu ada kotoran atau tidak. Kecirit terjadi ketika tinja terlalu besar dan ketika didorong, Anda hanya merasakan sensasi air keluar.
Prof. Hegar mengatakan ada masa transisi di mana anak buang air besar dalam pola sembelit yang normal. Masa transisi sembelit ini ditandai dengan feses yang keras dengan frekuensi yang berbeda dari biasanya. Dapat dikatakan bahwa anak-anak beresiko mengalami sembelit.
Intervensi ketika anak sulit buang air besar pada fase transisi sembelit
Selama masa transisi ke konstipasi, anak-anak masih tidak dapat memperoleh obat-obatan untuk mengobati konstipasi. Berbicara tentang risiko konstipasi pada fase transisi, Profesor Hegar mempresentasikan penelitian yang ia temukan.
Studi dilakukan dengan anak-anak dari 2 hingga 3 tahun. Dilihat dari pola dan cacat makanan, kami kemudian melanjutkan selama 8 minggu menambahkan serat jika kondisi seratnya hilang. Ini memeriksa 368 anak-anak di Jakarta. Akhirnya, 128 anak memenuhi kriteria risiko untuk sembelit.
“(Risiko konstipasi) BAB setiap hari, tetapi konsistensi sulit. Ada 3-4 hari tetapi konsistensi ringan. Dari data yang tersedia, anak-anak berisiko mengalami sembelit,” kata guru itu. cerah
Dia tahu bahwa anak-anak hanya mengonsumsi 4,75 gram serat – 16 gram serat harian yang direkomendasikan. Dia melihat bahwa 1 dari 3 memiliki model BAB yang berisiko mengalami sembelit.
Intervensi dapat dilakukan dengan menambahkan susu yang kaya serat, hanya 2 gelas sehari, maksimal 3 gelas. Pastikan untuk memperhatikan jadwal berserat dan menu makanan anak Anda, yaitu tiga kali makan padat, dua camilan. Tambahkan 7 gram serat setiap hari. Intervensi dapat dilakukan pada konsistensi feses lunak dan pola usus teratur.
Dalam 2 minggu, konsistensi dan frekuensi pergerakan usus dapat berubah hingga 74%. Misalnya, tinja keras mungkin lunak. Intervensi yang dilakukan selama 8 minggu menunjukkan peningkatan dalam model feses dan struktur feses yang bisa mencapai 90%.
Bu, jangan lupa bahwa Anda memiliki cukup serat untuk kesehatan usus bayi Anda.