Dampak dari ujian nasional terhadap anak-anak
Dampak dari ujian nasional terhadap anak-anak

Pengamat anak-anak dan perempuan, Sri Woerjaningsih mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) perlu review dari ujian nasional (UN). Memang ini harus dilakukan karena melihat dampaknya yang tidak baik untuk anak-anak.
“Ujian Nasional akan mengarah pada pemahaman yang salah tentang pentingnya belajar di sekolah, atau madrasah,” kata mantan ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sri Woerjaningsih pada Senin, 7 April lalu di Jakarta
Tujuan dari pembelajaran itu seharusnya adalah untuk mencari ilmu, mengembangkan kecerdasan, dan ternyata akhlak mulia ini mengalami perubahan menjadi hanya untuk meraih kelulusan dalam Ujian Nasional melalui apa yang di ujiankan dalam Ujian Nasional
“Oleh karena itu, mata pelajaran yang tidak di ujiankan di Ujian Nasional, menjadi nomor dua. Termasuk guru yang mengajari mata kuliah yang tidak di ujiankan di Ujian Nasional “katanya.
Kondisi itu diperburuk lagi dengan pelaksanaan Ujian Nasional yang bersistem tidak jujur. Setiap kali ada pelaksanaan Ujian Nasional hampir pasti muncul bau cukup kuat bahwa ada sekolah yang tidak jujur. Ini berarti bahwa sekolah membantu siswa mengerjakan Ujian Nasional.
“Ujian Nasional telah tidak adil bagi siswa mengikuti proses pendidikan di sekolah-sekolah yang masih tertinggal, infrastruktur yang tidak memadai, kurangnya guru yang profesional, proses belajar mengajar yang sederhana dan akses yang terbatas pada sumber belajar, “kata wanita yang akrab dipanggil Giwo Rubianto.
Mereka dipaksa untuk mendapatkan nilai yang sama dibandingkan dengan siswa di sekolah-sekolah yang telah maju, fasilitas yang lengkap, guru yang memadai, dan akses yang luas.
Input dan proses yang berbeda akan menghasilkan hasil yang berbeda. Siswa dengan latar belakang ekonomi yang kuat dari keluarga akan dapat membayar kelas – kelas tambahan di luar sekolah dan mampu menyediakan buku-buku dan materi pendidikan yang cukup untuk memperbesar kemungkinkan untuk lulus Ujian Nasional menjadi lebih besar .
Sementara itu, siswa dari keluarga miskin akan berjuang untuk membayar. anggaran – anggaran tambahan untuk les di luar sekolah dan tidak sanggup untuk menyediakan buku-buku dan bahan ajaran lainnya. Oleh karena itu, kemampuan untuk lulus di Ujian Nasional menjadi lebih kecil.
“Hasil dari Ujian Nasional menjadi diskriminasi terhadap siswa yang gagal untuk mendapatkan pendidikan yang baik ke tingkat berikutnya. “Dia mengharapkan Kemdikbud melaksanakan penilaian penuh terhadap pelaksanaan Ujian Nasional di negara Indonesia agar tidak menimbulkan ketidakadilan pada anak-anak.
