Cara Mengatasi Anak Yang Tantrum #1

Apakah tantrum itu? Tantrum adalah ledakan emosi yang biasa terjadi pada anak-anak ketika mereka tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Ekspresi emosi tersebut dapat berupa amarah, tangisan, tantrum, jeritan, pemukulan, gigitan, dan bentuk tantrum lainnya. Anak-anak bisa saja mengamuk ketika mereka lapar, haus, lelah atau menginginkan sesuatu.
Secara umum, tantrum biasanya terjadi pada anak usia 1-3 tahun, namun hal tersebut normal terjadi pada anak hingga usia 5 tahun. Menghadapi tingkah anak-anak Orang tua sering merasa bingung dan kewalahan oleh anak-anak yang menderita tingkah. Terkadang, orang tua terbawa emosi, meskipun amukan adalah proses normal bagi perkembangan emosional anak mereka. Oleh karena itu, pelajari cara memperlakukan anak dengan amukan berdasarkan pengetahuan orang tua yang benar, sebagai berikut:
- Tetap tenang Sebagai orang tua yang baik, Anda perlu tetap tenang saat anak mulai “mengamuk”. Jika Anda tidak terprovokasi secara emosional, hal itu akan membuat anak Anda semakin marah dan lepas kendali. Jika perlu, tarik napas dan buang napas perlahan. Jadi, coba tanyakan apa yang diinginkan bayi dengan nada lembut. Perlahan ajak anak mengungkapkan apa yang membuat mereka menangis dan marah.
2. Perhatikan anak Selalu perhatikan anak, jangan hanya saat gejala tantrum muncul. Biasakan untuk memahami dan berbicara dengan anak Anda. Jika perlu, berikan hadiah atau pujian kepada anak ketika dia mendengarkan dan memperhatikan Anda. Keluarga
Read More: Masa kanak-kanak identik dengan saat-saat paling lucu untuk bermain
3. Beri anak Anda pilihan Anak bisa meminta sesuatu, misalnya mainan robot, dan Anda akan berkata “tidak!” Hindari menolak anak dengan mengatakan “tidak” atau “tidak” karena anak akan dibuat merajuk dan mengamuk. Lebih baik, berikan anak-anak pilihan agar mereka juga dapat mengontrol diri mereka sendiri. Misalnya, “Apakah Anda ingin membeli robot mainan atau pergi ke taman dan bermain dengan teman lain?” Jika anak tidak mau mandi, berikan pilihan “setelah mandi kita pergi ke taman atau jika tidak mandi kita tidak akan bermain di taman”. Pilihan-pilihan ini akan membuat anak-anak berpikir dan mengenali konsekuensi dari pilihan mereka. Keluarga Bahagia
4. Letakkan benda berbahaya di dekat anak Saat anak mengamuk, biasanya mereka memukul dan melempar benda yang juga bisa dijangkau. Anda harus menjauhkan benda-benda berbahaya dari anak Anda, meskipun hal ini terkadang tidak memungkinkan saat Anda pergi. Kami menganjurkan agar Anda menenangkan bayi dengan menggendongnya hingga ia tenang. Usahakan untuk meminimalkan gejala tantrum pada anak agar tidak terlalu meledak. Kehidupan keluarga harmonis
5. Ajari anak kegiatan baru Bagaimana mencegah serangan rabies dengan mengajari mereka kegiatan atau keterampilan baru sampai mereka berhasil. Berikan pujian atau hadiah kepada anak jika Anda bisa. Dengan begitu, anak akan belajar mengendalikan emosinya dan tidak selalu mengamuk.
6. Memahami perasaan anak Penting untuk memahami perasaan dan kondisi anak. Jika Anda lapar, haus, atau lelah, anak Anda cenderung lebih mudah mengamuk. Kurangi risiko tantrum dengan berbicara kepada anak Anda tentang apa yang dia rasakan dan inginkan. Ibu dan anak