Alasan jika terjadi kejang pada anak anda

Mengenali Penyebab Kejang pada Anak Sebelum menjelaskan hal-hal yang dapat menyebabkan anak mengalami kejang, perlu diketahui bahwa sel saraf (neuron) di otak memproduksi, mengirim dan menerima impuls listrik, yang memungkinkan sel saraf. otak berkomunikasi. Keluarga
Apa pun yang mengganggu jalur komunikasi ini dapat menyebabkan kejang. Berikut beberapa penyebab kejang pada anak yang harus dipahami orang tua, di antaranya:
1 Epilepsi Penyebab paling umum dari kejang adalah epilepsi. Namun tidak semua orang yang mengalami kejang mengalami epilepsi. Juga dikenal sebagai epilepsi, penyakit ini terjadi ketika impuls listrik di otak melebihi batas normal. Kondisi ini dapat menyebar ke daerah sekitarnya dan menimbulkan sinyal listrik yang tidak terkontrol. Sinyal yang juga dikirim ke otot ini menyebabkan kejang. Kita semua berbeda dalam hal tingkat keparahan, beberapa berlangsung selama beberapa detik atau menyebabkan gerakan berulang. Keluarga Bahagia
Read More: Cara Mengatasi Anak Yang Tantrum #2
2. Meningitis Peradangan yang terjadi pada meninges, lapisan pelindung yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang, juga bisa menjadi penyebab kejang pada anak. Meski kondisi ini memiliki gejala mirip flu, orang tua harus tahu bahwa selain menyebabkan kejang, juga bisa menyebabkan leher kaku.
3. Hiponatremia Hiponatremia adalah suatu kondisi dimana kadar natrium (natrium) dalam darah berada di bawah batas normal. Padahal, natrium memiliki banyak fungsi untuk tubuh. Jika kadar natrium turun dengan cepat, beberapa gejala yang dapat terjadi adalah kejang, mual, muntah, sakit kepala, lemas, kolik yang menyebabkan penurunan kesadaran. Kehidupan keluarga harmonis
4. Cedera kepala Cedera kepala adalah kondisi di mana kepala terkena benturan ke luar dan dapat menyebabkan penurunan fungsi otak. Trauma kepala itu sendiri ringan, sedang dan parah. Penyebab kejang pada anak biasanya terjadi saat anak mengalami cedera sedang hingga berat.
5. Tumor otak Penyebab kejang pada anak selanjutnya bisa juga disebabkan oleh tumor otak. Kondisi ini terjadi karena adanya perubahan genetik atau mutasi pada sel otak, namun penyebab perubahan genetik tersebut belum dapat dipastikan. Gejala tumor otak bervariasi tergantung pada jenis, ukuran, lokasi tumor dan kecepatan pertumbuhannya. Selain kejang, kondisi ini juga bisa menyebabkan gangguan saraf dan sakit kepala. Ibu dan anak
6. Hidrosefalus Akumulasi cairan di rongga otak, atau sering disebut hidrosefalus, dapat meningkatkan tekanan di otak. Pada bayi / anak, kondisi ini bisa menyebabkan kepala membesar. Selain perubahan ukuran kepala, gejala yang mungkin dialami anak adalah kejang, lekas marah, kantuk, muntah, keengganan untuk menyusui dan keterlambatan pertumbuhan.
7. Penurunan kadar oksigen di otak Selain otak, kondisi yang disebut juga hipoksia serebral juga dapat menyebabkan kerusakan sel, jaringan, dan organ lain. Semua orang dengan kondisi ini mungkin memiliki gejala yang berbeda, beberapa di antaranya muncul secara tiba-tiba dan memburuk dengan cepat (akut) atau berkembang perlahan (kronis).